PEMBELAJARAN AL-QURAN HADITS BERBASIS KOMIK



A.    PENDAHULUAN
Pada hakikatnya manusia mempunyai potensi untuk menjadi kreatif. Apabila kita melakukan kreativitas self-concept, kita akan tumbuh dan berkembang. Apalagi kreativitas itu diperlukan sebagai motor bagi dunia pendidikan. Dari tangan orang-orang pendidikan kreatif akan melahirkan inovasi-inovasi dalam pendidikan.[1]
Dalam dunia pendidikan, telah banyak para ahli yang menuliskan teori-teori yang didalamnya terdapat bagaimana inovasi dapat dilakukan dengan adaptif dan sesuai dengan kebutuhan zaman.
Dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme. Menurut pandangan ini bahwa pengetahuan tidak begitu saja bisa ditransfer oleh guru ke pikiran siswa, tetapi pengetahuan tersebut dikonstruksi di dalam pikiran siswa itu sendiri. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa (teacher centered), tetapi yang lebih diharapkan adalah bahwa pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Dalam kondisi seperti ini, guru lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Jadi, siswa sebaiknya secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar, berupa lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah guru itu sendiri, siswa, kepala sekolah, petugas perpustakaan, bahan atau materi ajar (berupa buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video, atau audio, dan yang sejenis), dan berbagai sumber belajar serta fasilitas (OHP, perekam pita audio dan video, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat-pusat sumber belajar, termasuk alam sekitar).
Perkembangan media saat ini semakin pesat, sehingga tak ketinggalan dalam dunia pendidikan juga telah digunakan dan menjadi inovasi baru. Media pembelajaran menjadi alternative alat bantu bagi guru untuk mengantisipasi tidak berjalannya proses transformasi ilmu seperti yang telah direncanakan. Penggunaan media pembelajaran memang akan menjadi alat bantu yang baik, optimalisasi ini akan memberikan dampak yang positif bagi peningkatan motivasi dan prestasi siswa.
Menurut Seels dan Richey, macam-macam media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi :[2]
1)      Media hasil teknologi cetak
2)      Media hasil teknologi audio visual
3)      Media teknologi berdasarkan computer
4)      Media hasil gabungan teknologi cetak dan computer

Salah satu media teknologi audio visual yang digunakan adalah media grafis. Komik adalah salah satu jenis media grafis yang berfungsi sebagai alat untuk memperjelas materi, membangkitkan rasa ingin tahu bagi siswa, meningkatkan motivasi siswa, menambah gairah siswa dalam belajar, dan sebagainya.
Untuk lebih mengefektifkan pembelajaran dengan menggunakan media komik, maka perlu kiranya usaha yang keras dari guru untuk harus lebih memahami cara dan teknik dalam menggunakannya.
Pelajaran al-Quran Hadits merupakan salah satu pelajaran agama yang ada di Madrasah. Pelajaran ini cenderung kurang disukai oleh siswa dibandingkan dengan pelajaran umum. Oleh karena itu guru al-Quran Hadits harus bersifat inovatif, dengan menyajikan pembelajaran menggunakan model dan media yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
Salah satu solusi yang harus disajikan oleh guru adalah dengan menggunakan media grafis, sehingga diharapkan pembelajaran menjadi aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

Dalam tulisan ini akan dibahas lebih lanjut apa itu komik dan bagaimana aplikasi dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran al-Quran Hadits yang merupakan pelajaran inti di Madrasah Tsanawiyah.

B.     KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
1.      Pengertian Komik
            Komik merupakan bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat hubungannya dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca. Komik mempunyai sifat sederhana, jelas, dan mudah dipahami. Oleh karena itu komik dapat berfungsi sebagai media yang informative dan edukatif. Ceritanya ringkas, menarik perhatian, dibuat lebih hidup dengan pemakaian warna-warna utama secara bebas.[3]
2.      Langkah Pembuatan Komik
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik. Menurut Heinich, dkk mengajukan model perencanaan penggunaan media yang efektif dikenal dengan ASSURE (Analyze learner characteristics, State objective, Select, or modify media, Utilize, Require learner response, and Evaluate). Ada enam kegiatan yaitu : Menganalisis karakter sasaran, merumuskan tujuan pembelajaran, memilih dan memodifikasi, Menggunakan materi dan media, Meminta tanggapan siswa, dan Mengevaluasi.[4]
Dalam membuat media komik agar efektif diperlukan ASSURE, yang langkag-langkahnya antara lain :
Ø  Perumusan ide cerita dan pembentukan karakter
Ø  Sketching (pembuatan sketsa), yakni menuangkan ide cerita dalam media gambar secara kasar; tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini untuk memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa.
Ø  Inking (penintaan), yakni penintaan pada goresan pensil sketsa
Ø  Coloring (pewarnaan), yakni pemberian warna komik yang dapat dilakukan baik hitam putih maupun full colour; warna merupakan unsur visual yang penting tetapi harus digunakan dengan hati-hati untuk memperoleh dampak yang baik. Warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan atau penekanan atau untuk membangun keterpaduan.
Ø  Lattering, pembuatan teks pada komik

3.      Kelebihan dan kelemahan komik
Sebagai salah satu media visual, tentunya komik mempunyai kelebihan dan kelemahan jika dimanfaatkan dalam pembelajaran. Kelebihan media komik adalah :
Ø  Komik menambah pembendaharaan kata-kata bagi pembacanya
Ø  Komik mempermudah siswa menangkap penjelasan yang sifatnya abstrak
Ø  Komik dapat mengembangkan minat baca pada siswa
Adapun kelemahan media komik diantaranya :
Ø  Kemudahan mambaca komik bisa menyebabkan kemalasan siswa untuk membaca buku yang tidak bergambar
Ø  Biasanya komik identic dengan menggunakan kata-kata yang kurang dapat dipertanggungjawabkan
Ø  Banyak aksi yang menonjolkan kekerasan atau tingkah laku yang prevented




C.    APLIKASI DALAM PEMBELAJARAN
Dalam suatu proses belajar mengajar, terdapat dua unsur yang sangat penting yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan, pemilihan metode akan mempengaruhi kepada media yang akan digunakan.
Luasnya popularitas komik banyak mendorong guru bereksperimen dengan medium ini untuk pengajaran.  Guru harus menggunakan motivasi potensial dari buku-buku komik,  sehingga akan memunculkan kekreatifan dalam membuat komik menjadi lebih menarik.
Pesan pembelajaran yang disampaikan dalam komik pembelajaran  dapat dikatakan baik apabila memenuhi beberapa syarat, yaitu :
1)      Pesan pembelajaran harus meningkatkan motivasi pemelajar. Pemilihan isi dan gaya penyampaian pesan mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pemelajar.
2)      Isi dan gaya penyampaian pesan juga harus merangsang pemelajar memproses apa yang dipelajari serta memberikan rangsangan belajar baru.
3)      Pesan pembelajaran yang baik akan mengaktifkan pemelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong pemelajar untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.
Menggunakan komik sebagai media pembelajaran juga harus mempertimbangkan evaluasi dari materi yang telah disampaikan, sehingga siswa dapat mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian (pemahaman) terhadap materi yang disampaikan melalui komik pembelajaran.
Sebaiknya penggunaan komik dalam pengajaran harus dipadukan dengan metode mengajar, sehingga komik akan menjadi alat pengajaran yang efektif. Dengan penggunaan komik, siswa dituntut untuk membacanya. Secara tidak langsung lewat media komik ini diharapkan dapat menumbuhkan minat membaca. Guru harus membantu para siswa untuk menemukan dan menciptakan komik yang baik dan mengasikan.
Komik memang menarik, apalagi jika digunakan dengan gambar dan warna-warna yang menarik untuk dilihat. Lebih menarik lagi bagi siswa apabila guru membuat komik dengan gambar yang berasal dari foto-foto siswa itu sendiri ketika belajar. Ditambah dengan adanya penugasan kepada siswa secara berkelompok untuk membuat komik yang berasal dari inti materi yang sedang dipelajari. Antusias siswa akan semakin tinggi.
Sebagai contoh penulis membuat komik pada mata pelajaran al-Quran Hadits tingkat Madrasah Tsanawiyah pada materi tentang hukum bacaan mad. Berikut adalah langkah-langkah kegiatan pembelajarannya :
Kegiatan Awal (10 Menit)
-    Memberi salam dan menanamkan kedisiplinan dengan menanyakan kabar dan memeriksa kesiapan peserta didik untuk belajar
-    Menanamkan kegiatan religius melalui kegiatan berdoa sebelum belajar
-    Memeriksa kehadiran peserta didik
-    Menyampaikan tujuan pembelajaran dan cakupan materi
-    Memotivasi peserta didik
Bagi siswa menjadi 6 kelompok sesuai dengan gender
Kegiatan Inti (40 Menit)
Mengamati :
-       Secara berkelompok siswa mengamati buku komik tentang hukum bacaan mad
-       Guru memberikan penguatan terhadap hasil pengamatan siswa
Menanya :
-       Siswa melakukan tanya jawab dengan guru tentang komik tersebut
Mengumpulkan data dan informasi :
-       Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam buku  komik tersebut pada lembar kerja (Think)
Mengasosiasi :
-       Siswa diminta untuk berhadap-hadapan dengan teman sebangkunya dan melakukan tanya jawab tentang pertanyaan-pertanyaan dalam buku komik tersebut (Pair)
Mengkomunikasikan :
-       Setiap pasangan mencari sepasang lagi (menjadi 4 orang) untuk mendiskusikan lagi jawaban-jawaban dari pertanyaan yang ada dalam buku komik (Sharing)
-       Perwakilan dari kelompok menebak jenis mad dari pertanyaan-pertanyaan yang ditampilkan di layar melalui infocus (Sharing)
Kegiatan Akhir (10 Menit)
-    Guru dan peserta didik melakukan refleksi sederhana terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan
-    Guru dan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran
-    Guru memberikan reward kepada seluruh kelompok atas hasil diskusinya
-    Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari minggu berikutnya,  yaitu : memantapkan persiapan tentang drama yang akan ditampilkan minggu depan
-    Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa





































Contoh komiknya adalah :


Komik ini dibuat dengan menggunakan tampilan foto-foto kegiatan siswa ketika belajar, dengan maksud untuk lebih menarik perhatian siswa sehingga mereka diharapkan lebih termotivasi untuk membacanya.
Media komik ini digunakan dengan model pembelajaran Think Pair and Share (TPS). Pada model pembelajaran ini merupakan cara yang efektif untuk membuat variasi dalam diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur dalam model ini memberi lebih banyak waktu untuk siswa membaca, mengamati, dan berfikir keras untuk saling merespon dan saling membantu dalam kelompok. Guru hanya melengkapi penyajian singkat, sementara siswa membaca dan mengamati sehingga melahirkan tindakan berfikir, berpasangan untuk berdiskusi, dan membagi atau mengkomunikasikan kepada seluruh kelas.
Dengan menggunakan gabungan model pembelajaran TPS ini melalui media komik, diharapkan siswa lebih aktif, kreatif, dan inovatif sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.



[1] Nursisto, Kiat Menggali Kreativitas, 1999, Yogyakarta:PT Mitra Gama Widya, hlm : 5
[2] Nana Sudjana dkk, Media Pengajaran, 2009, Bandung : Sinar Baru Algesindo, hlm : 15-20
[3] Nana Sudjana dkk, Media Pengajaran, 2009, Bandung : Sinar Baru Algesindo, hlm : 19-20
[4] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, 2011, Jakarta: PT RajaGrafindo, hlm : 67-69

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama